Umat Islam Nggak Butuh Sekulerisme, Karena Umat Islam Nggak Mengalami Trauma Dark Age Kayak di Eropa

Sumber gambar: https://jurnalposmedia.com/sekularisme-trauma-masa-lalu-bangsa-eropa/

Salah satu alasan kenapa Umat Islam nggak butuh sekulerisme, karena Umat Islam nggak mengalami dark age kayak di Eropa.

Di Eropa waktu itu ada komplotan penguasa dan kaum agamawan itu berbuat semena-mena demi kepentingan mereka, tapi mengatasnamakan agama. Seolah apa yang mereka suruh itu sama dengan apa yang Tuhan suruh.

Sementara di kalangan Umat Islam, sudah clear bab soal bukti nyata keberadaan Tuhan, dan kebenaran agama Islam, termasuk kebenaran Nabi Muhammad sebagai Rasulullah dan kebenaran Al-Qur'an sebagai kalamullah.

Jadi apa yang disebut hukum Islam atau hukum syariah, yaa beneran itu memang dari Allah, bukan akal-akalan dari penguasa ataupun ulama.

Itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, di Eropa waktu itu, pengembangan sains dan ilmu pengetahuan lainnya itu dihambat. Sains yang sudah jelas keilmiahannya, ditentang oleh kaum agamawan di sana saat itu.

Nah, sementara di Islam, sains dan ilmu pengetahuan itu pada dasarnya boleh-boleh saja. Karena ia bebas nilai, tidak dilahirkan dari suatu agama atau ideologi atau life value tertentu. Tentunya setelah mendapatkan 'acc' dalam tanda kutip, 'stempel' mubah. 'Stempel' dalam tanda kutip yaa.

Nanti kapan-kapan kita bahas lah yaa, jadi ilmu pengetahuan itu dalam pandangan Islam, ada ilmu yang sifatnya sains, dan ada yang sifatnya tsaqafah. Kalau sains, itu boleh dipelajari & diambil, selama mubah. Tapi kalau tsaqafah, nah ini yang harus hati-hati, harus mengambil tsaqafah yang dibangun di atas aqidah Islam.

Di samping itu, bahkan beberapa pengetahuan & praktek sains itu bisa jadi hukumnya fardhu kifayah. Seperti ilmu kedokteran, farmasi, industri, pengolahan limbah, teknik sipil, IT, dan lain-lain; itu wajib sebagian umat Islam ada yang mempelajarinya.

Contohnya dulu Rasulullah men-support sahabat untuk belajar membuat Manjaniq dan Dabbabah.

Sumber gambar: http://physicalworlds2.weebly.com/catapult-experiment.html

Sumber gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Trebuchet.jpg

Selain itu ada juga Abbas Ibn Firnas yang mempelajari mesin penerbangan, ada Abu Al-Qasim Al-Zahrawi yang mempelajari alat bedah, Ibnu Al-Haitham yang mempelajari optik dan Kamera, dan lain-lain.

Eh bukan yang ini....
Sumbar gambar: https://dailyspin.id/other-games/genshin-impact/demo-karakter-alhaitham-genshin-impact-telah-rilis-bannernya-wajib-gacha/

Sumber gambar: https://jogja.tribunnews.com/2018/05/24/alhazen-ilmuwan-muslim-pembuat-kamera-pertama-di-dunia

Sumber gambar: https://tirto.id/biografi-singkat-abu-al-qasim-al-zahrawi-penemuan-karyanya-glRK

Nggak ada tuh kan kayak Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, dan lain-lain yand dihukum karena penemuannya.

Sumbar gambar: https://nationalgeographic.grid.id/read/132167317/ketika-galileo-berdiri-di-persidangan-untuk-membela-sains-lawan-teolog?page=all

Eh bukan yang ini juga..
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/622693085967240281/

Sumbar gambar: https://www.liputan6.com/global/read/2238218/24-5-1514-wafatnya-sang-penggugat-bumi-sebagai-pusat-semesta

Karena memang Islam men-support sains jika diperlukan. Untuk keperluan mengetahui waktu ibadah, pengelolaan sumber daya alam, mengatur jama'ah haji, mendirikan Masjid, mengurus tambang, keperluan jihad, pendidikan, qurban, dan lain-lain; itu pasti nggak lepas dari bantuan sains.

Nanti bisa saja berlaku kaidah Ma la yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib. Hal-hal yang diperlukan untuk menunaikan suatu kewajiban, maka hal-hal yang diperlukan itu wajib juga diadakan.

Misalnya jika bersuci butuh air, maka mengadakan air itu wajib. Nah untuk mengadakan air itu tadi, dibutuhkan ilmu Fisika kan, misalnya.

Dan lain-lain. Dan masih banyak lagi alasan lainnya sebenarnya. Terutama dari aspek normatif, seperti banyak dalil-dalil yang mengkritisi esensi sekulerisme. Mungkin nanti di video lain bisa kita bahas. Tapi setidaknya di video ini saya bahas dari sisi bahwa salah satu urgensinya Sekulerisme diterapkan dan dipopulerkan di Eropa itu, yaa ada karena faktor traumatik juga sebenarnya.

Dan sementara, di kalangan internal Umat Islam nggak ada pengalaman traumatik gitu. Kita okey-okey aja. Justru Daulah Ustmani itu mulai melemah bahkan hingga runtuh itu kan pasca Perang Salin, dilakukan studi orientalisme, yang mana di studi orientalis itu yaa salah satunya sarat dengan nilai-nilai sekulerisme.

Jadi justru dengan sekulerisme itu, umat Islam justruh runtuh. Dari sisi ketaqwaannya menurun, dari sisi wilayah kekuasaannya sirna, dan sisa-sisa negeri bekas jajahannya dipecah-pecah, dibagi-bagi kekuasannya oleh Barat.

So, kesimpulannya, Umat Islam nggak ada urgensinya sama sekali menganut paham sekulerisme. Justru yang diuntungkan dengan Umat Islam menganut paham Sekulerisme itu yaa negara-negara Kapitalis yang adidaya hari ini. Yang dengan paham anti-agama di bidang politik, pembelaan tanah & kekayaan di negeri-negeri Muslim, dengan leluasan bisa dikeruk oleh Barat.

Jadi jangan mau yaa dibodoh-bodohin dianggap maju kalau nganut sekulerisme. Justru mundur kita. Makin banyak maksiat. Yang maju paling kalau nggak kalangan elite di Barat, yaa penjilat-penjilatnya aja.





Posting Komentar

0 Komentar