Banjir, kebakaran, tanah longsor, & polusi menjadi fenomena yang berulang. Itulah akibat serakahnya Kaum Kapitalis dalam mengeksploitasi alam.
Boro-boro kesejahteraan, justru yang ada kerusakan lingkungan terjadi secara sistematis.
Inilah akibat prinsip pengelolaan alam yang tidak mengindahkan perspektif Islam.
Islam bukan hanya mampu membahas soal ritual, tetapi pandangan Islam terhadap alam semesta mampu ‘mewakili Allah’ memakmurkan Bumi.
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman." (HR Muslim).
لا تُسْرِفْ"Jangan berlebihan."
مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
"Ada seorang pria yang menyingkirkan dahan pohon yang menghalani jalan. Lalu ia berkata, ‘Demi Allah, Aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan nyakiti Kaum Muslimin.’. Maka Allah memasukkannya ke Surga." (HR Muslim).
Fungsi manusia sebagai Khalifah di Bumi ternyata mampu menjaga ketertiban alam, bahkan Islam telah memberikan panduan dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
اَلْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْمَاءِ وَالْكَلإِ وَالنَّارِ وَثَمنَهُ حَرَامٌ
“Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput dan api; dan harganya adalah haram.” (HR. Ibnu Majah)
عَنْ أَبْيَضَ بْنِ حَمَّالٍ أَنَّهُ وَفَدَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَاسْتَقْطَعَهُ الْمِلْحَ فَقَطَعَ لَهُ فَلَمَّا أَنْ وَلَّى قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْمَجْلِسِ أَتَدْرِى مَا قَطَعْتَ لَهُ إِنَّمَا قَطَعْتَ لَهُ الْمَاءَ الْعِدَّ. قَالَ فَانْتَزَعَهُ مِنْهُDari Abyad bin Hammal, ia mendatangi Rasulullah ﷺ & meminta beliau ﷺ agar memberi Tambang Garam kepadanya. Nabi ﷺ pun memberikan Tambang itu kepadanya. Ketika Abyad bin Hamal (ra) telah pergi, ada seorang lelaki yang ada di Majelis itu berkata, “Tahukah Anda, apa yang telah Anda berikan kepadanya itu? Sesungguhnya, Anda telah memberikan kepadanya ‘Sesuatu yang Seperti Air Mengalir’ (al-maa’ al-‘idd).” Ibnu al-Mutawakkil berkata, “Lalu Rasulullah ﷺ mencabut kembali pemberian Tambang Garam itu darinya (Abyad bin Hammal).”. (HR Abu Dawud dan At-Timidzi)
0 Komentar