HADITS INI SERING DIPLESETKAN KAUM SEKULERISME UNTUK NGELES SEKULERISME ITU BOLEH


Ada satu hadits, yang kadang digunakan oleh kaum penganut sekulerisme, untuk melegitimasi pemikiran dan aktivitas memisahkan agama dari kehidupan.


Versi singkat redaksi hadits-nya itu, "antum a'lamu bi umuri dunyakum". Terjemahannya, "Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”.


Nah dari hadits ini, orang-orang sekuler itu mengambil kesimpulan, bahwa Islam itu tidak mengatur urusan dunia. Termasuk urusan politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan lain-lain. Sehingga, ketika membahas masalah politik dan sebagainya itu, nggak perlu pakai agama. Jadi ketika bahas politik, ekonomi, dan sebagainya boleh sesuai hawa nafsu. Boleh bikin-bikin sendiri, boleh adopsi pemikiran filsuf, boleh kompromi, boleh sesuai kepentingan oligarki, dan sebagainya.


Padahal, bukan seperti itu kesimpulannya.


Makna "urusan dunia kalian" itu sebenarnya maknanya adalah urusan teknis, termasuk sains.


Kenapa begitu, bisa kita lihat dari asbabul wurud-nya. Jadi kejadian keluarnya hadits tersebut.


Jadi suatu waktu, di Madinah, Rasulullah sedang berjalan, kemudian beliau melihat ada seseorang yang sedang melakukan penyerbukan kurma.


Kemudian Rasulullah kasih tahu ke orang tersebut, bahwa tidak usah diserbukin seperti itu. Biarin aja. Nggak usah. Ini bahasa gua aja yaa, kurang-lebih percakapannya begitu.


Kemudian orang itu pun mengangguk, "Ooh gitu.. Okey..". Akhirnya nggak dia serbuki lagi kurmanya itu.


Nah kemudian beberapa waktu berlalu, singkat cerita tiba masa panen, ternyata pohon kurma si orang tadi itu hasilnya jelek. Sedikit juga buahnya. Sementara orang lain, bagus-bagus aja hasilnya, sukses panen.


Terus orang tadi lapor ke Rasulullah. Ya Rasul, ini kok pohon saya hasilnya nggak bagus yaa. Yang lain kok pada bagus. Padahal ngikutin Rasul kan, mungkin dia mikirnya mestinya sakti nih, barokah, kalau ngikutin imbauan Rasul.


Nah di situ Rasulullah mengatakan, "antum a'lamu bi umuri dunyakum". Terjemahannya, "Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”.


Nah jadi begitu latar belakangnya. Urusan dunia kalian itu maksudnya urusan teknis, sains. Bukan urusan politik, ekonomi, pendidikan, sosial, sanksi, dan lain-lain. Sehingga bisa suka-suka, nggak pakai wahyu gitu.


Kalau urusan teknis, sains, silahkan masing-masing kalian lebih paham.


Mungkin karena Rasulullah itu keterampilannya dulu itu lebih ke peternakan kali yaa, kan pernah ngembalain kambing, pernah dagang juga. Mungkin urusan produksi yang bukan keterampilan beliau, jadi beliau nggak paham soal pertanian dan perkebunan.


Gua sendiri juga bukan orang pertanian atau perkebunan. Tapi dulu zaman Sekolah pernah sih dipelajari, soal penyerbukan gitu yaa. Cuman gua udah lupa sayangnya, nggak ingat semua. Kalau nggak salah yaa karena kurma itu ada yang jenisnya hermafrodit yaa. Kalau hermafrodit maka harus diserbukin secara manual. Sementara kalau jenis kelaminnya tunggal maka tidak perlu diserbukin secara manual. Gua lupa sih, coba mungkin kalau di kalian ada yang ngerti soal pertanian, perkebunan, dan sebagainya, mungkin bisa menambahkan di kolom komentar yaa.


Nah jadi seperti itu tadi yaa, jadi latar belakang hadits itu tadi, "antum a'lamu bi umuri dunyakum" kalau kita lihat asbabul wurud-nya, maksudnya adalah urusan teknis, urusan sains, urusan produksi. Bukan soal di aspek "filosofis", kebijakan, hukum, life value, peradaban, politik, dan sebagainya.


Karena justru di ayat-ayat Al-Qur'an & hadits-hadits lain, kita diseru untuk selalu terikat dengan hukum syara'. Yang di video sebelumnya yang ini sempat gua singgung banyak yaa ayat-ayatnya yaa.


Atau yang mungkin agak cukup praktisnya, coba kalian buka kitab-kitab fiqih. Kalian lihat daftar isinya, ada banyak bab-babnya, itu kan bukan cuman urusan individu saja yang ada fiqihnya. Coba nih misalnya di gua atau kitab jadul... bentar yaaa..


Nah ini lihat, ada bab soal kepala negara, ada pembantu kepala negara ini sedikit mirip yaa kayak menteri atau wakil Khalifah gitu, ada soal ekonomi, ngatur tambang, sumber daya alam, sanksi hukum, baitul maal, termasuk APBN juga tuh nanti kalau kita singgung soal baitul maal, soal militer, dan lain-lain.


Jadi jelas yaa. Dalam Islam itu ada hukum-hukum soal politik, ekonomi, dan lain-lain itu. Yang bilang nggak ada atau nggak penting itu yaa cuman penganut paham sekulerisme aja. Yang mana sebagiannya ada yang berdalih yaa, excuse, menggunakan hadits tadi itu, untuk melegitimasi paham & praktek sekulerismenya.


Walaupun di beberapa kasus, nggak bisa 100% disalahkan juga sih. Karena ada yang bilang begitu itu sebenarnya korban. Kayak mungkin dia masih maba, mahasiswa baru, yaa dia dapat dari dosennya penjelasannya begitu. Tapi kalau kita coba telusuri sanad ilmu dosennya itu, biasanya akan ketemu kok, nyampe sanad ilmunya itu ke para misionaris. Yang dulu mempelajari studi orientalis. Singkatnya, studi orientalis itu mempelajari agama Islam, untuk menghancurkannya.


Yang mana ini sejalan dengan agendanya Barat, seperti yang ada di dokumen Rand Corporation. Salah satu agenda mereka itu, nggak mesti bikin Umat Islam murtad. Tapi cukup dibuatkan ajaran Islam yang baru, yang ramah terhadap nilai-nilai dari Barat. Yang notabene sebenarnya perwujudan nilai-nilai Barat itu yaa untuk mengokohkan hegemoni mereka. Yang paling diuntungkan kalau kita jadi sekuler itu yaa peradaban Barat. Banyak yang nggak sadar, ini bagian dari agenda penjajahan gaya baru. Istilahnya itu neo-imprealisme, atau neo-kolonialisme.


Yah, okey, itu aja untuk video kali ini yaa. Sorry agak sedikit melebar topiknya. Semoga bermanfaat, sorry kalau ada yang salah. InsyaAllah kita ketemu lagi di video berikutnya.





Posting Komentar

0 Komentar