DALIL KEHARAMAN SEKULERISME

https://gontornews.com/cegah-sekulerisme-dengan-pendidikan-islam/

Sekulerisme, sebelumnya udah kita bahas di video sebelumnya bahwa Umat Islam nggak butuh sekulerisme. Kita tinjau dari sisi empiris, bahwa Umat Islam tidak punya pengalaman traumatik yang dialami di Eropa. Sehingga yaa nggak butuh dan nggak ada urgensinya mengadopsi sekulerisme.

Nah di video kali ini kita akan tinjau dari sisi normatif. Yang mana justru sebenarnya ini argumentasi yang utama.

Okey sebelum kita masuk ke dalil-dalil, kita berangkat dari mendalami fakta sekulerisme dulu. Apa sih sekulerisme itu. Kalau secara redaksi kata-kata kalimatnya, ada banyak yaa variasinya. Kalian browsing aja itu ada banyak berbagai cendikiawan, literatur, dan buku-buku yang membahas.

Kalau yang sehemat gw pahami yaa, inti dari sekulerisme itu adalah pemisahan agama dari kehidupan publik. Atau bahasa di Kitab itu, fashluddin ‘anil hayah.

Jadi yaa aturan agama itu tidak boleh dipakai ketika di kehidupan publik seperti ini. Di Ranah umum. Di ranah masyarakat saling berinteraksi. Termasuk di urusan politik dan pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, dan lain-lain.

Agama itu tetep boleh dipakai, tapi hanya di ranah private. Misalnya di Rumah masing-masing, di Tempat Ibadah seperti Masjid, itu silahkan. Tapi kalau sudah keluar Rumah nih, sudah ke Pasar misalnya yaa nggak bisa, apalagi di Gedung DPR, boro-boro.

Kalau pun sekilas ada, palingan biasanya itu, pertama hanya simbol saja, jadi tetep ga bakal 100% aturan agama dipakai, atau yang kedua, yaa kalau ada untungnya aja. Jadi tetep aja agama itu dibikin kayak prasmanan gitu, diambil yang disuka, & nggak diambil yang nggak disuka.

Nah itu sekilas gambaran fakta aktivitas sekulerisme. Sekarang kita masuk ke dalil-dalil yaa, bagaimana pandangan Islam terhadap fakta perbuatan-perbuatan sekulerisme tersebut.

Tapi btw sebelumnya, sebenarnya ayat-ayatnya ada banyak banget, jadi mungkin agar videonya nggak kepanjangan, ayat yang gw bahas sebagian & sekilas aja yaa. Untuk penjelasan yang lebih detail mungkin nanti gw cantumin di deskripsi link buku, link artikel, dan link video kajian yang lebih panjang untuk kalian yang ingin lebih mendalami.

Dan lagian agar juga semoga kalian nggak mencukupkan diri yaa hanya mendapatkan informasi dari youtube gini, tapi juga dari buka buku, kajian offline di majelis, dan lain-lain.

Al-Baqarah: 85



Okey, yang pertama, ada surat al-baqarah ayat 85. Afa tu’minuna bi ba’dil kitab, wa takfuruna biba’? Apakah kamu beriman kepada sebaian isi kitab ini, dan ingkar terhadap sebagian yang lain?

Nah ini kena banget nih dengan penganut sekulerisme. Karena nggak bisa dipungkiri, konsekuensi dari penganut sekulerisme, pasti akan ada sebagian hukum Islam yang dia tolak. Karena realitanya yaa ada hukum Islam yang mengatur sosial kemasyarakatan, istilahnya syariah yang habluminannas, atau yang sifatnya muamalah. Apalagi kalau hukumnya qath'i, tidak ada khilafiyah. Kayak larangan riba, kewajiban qishash, dan lain-lain.

Nah yang model-model begini, baca aja kelanjutan ayatnya.

"Maka tidak ada balasan yang pantas bagi orang yang berbuat demikian selain nista hidupnya di dunia, dan diberikan adzab yang paling berat"

Kenanya double dia tuh. Udah lah nanti di Akhirat disiksa, di Dunia nista. Nah maka bisa jadi yaa kalau kita hari ini mundur, terpuruk, nista, bisa jadi salah satu penyebabnya yaa ini. Ambil Islam cuman sebagian, tapi tolak yang lain sebagian. Ambil syariah yang ritual, tapi menolak syariah yang muamalah.

Al-Baqarah: 208


Lanjut, ayat berikutnya, ada surat al baqarah ayat 208. 

Yaa ayyuhalladziina aamanuu udkhulu fissilmi kaaffah. Wahai orang-orang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah. Secara menyeluruh. Secara totalitas.

Berarti mestinya kebalikan dari yang tadi kan. Jangan separoh-separoh, agama hanya ditaruh di ranah private, tapi diusir di ranah Publik.

Misalnya salah satu lucunya itu gini, dia ambil al-baqarah 183 tentang puasa Ramadhan mau. Tapi al-baqarah 178 tentang hukum qishash nggak mau. Padahal dalil puasa Ramadhan & qishash mirip tuh redaksinya, dan berdekatan pula. Sama-sama kutiba alaikum kan. Kalau Puasa, kutiba alaikumushiam, kalau qisash, kutiba alaikumul qishash. Tapi yaa meskipun redaksinya mirip, lucunya kesimpulannya bisa beda bagi penganut sekulerisme. Kesimpulannya, puasa okey, tapi qishash ogah.

 An-Nahl: 89

Lanjut lagi, ada surat an-nahl ayat 89. Wa nazzalnaa alaikal kitaaba, tibyaanallikulli syai'. Dan kami turunkan kitab ini, Al-Qur'an, untuk menjelaskan segala sesuatu. Segala sesuatu lho yaa. Jadi Islam itu mengatur segala hal. Lengkap. Mulai dari kita bangun tidur, itu ada do’anya. Mau ke Kamar Mandi, ada do’anya. Ada aturannya. Masuk WC kaki kiri, keluar WC kaki kanan. Abis mandi, bercermin, ada do’anya. Mulai dari urusan kecil sampai urusan besar kayak perseroan, ngurus APBN, ngurus tambang emas, ngurus BBM, hubungan internasional, itu semua ada aturannya dalam Islam.

Maka kalau ada yang suka bilang, “Jangan bawa-bawa aturan agama dong di sini!” nah ini aneh. Wong agama mengatur segala sesuatu, bagaimana mungkin jangan bawa-bawa aturan agama? 

Maka kalau tudingan itu ditujukan ke ajaran Islam, nggak kompatibel. Karen Islam itu dia sifatnya syamilan, wa kamilan. Lengkap, dan menyeluruh.

Tapi yaa ada aja kasus pihak menuduh Islam itu nggak lengkap aturannya, jadi harus ngambil dari David Richardo, John Locke, Monstesque, Aristoteles, PBB, dan lain-lain. Ckckck, hadeeuuh... *geleng-geleng* 


Nah kemudian itu nyambung ke ayat berikutnya,

Al-Maidah: 3

 al yaumal…. Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kalian agama kalian (islam)telah melengkapi atas kalian nikmat-ku dan telah ku ridhai islam (Islam yaa, bukan sekulerisme) sebagai agama bagi kalian (QTS al-maidah {5}:3). Sebagai way of life kalian.

Nah coba, kalau kata Allah Islam itu sempurna, apa kita masih butuh kita Kapitalisme? Masih butuh kita sosialisme? Feminisme? Relativisme? Yaa nggak butuh. Kurang kerjaan.

Yaa mohon yaa kalau kata-kata saya menyinggung, bisa jadi orang dia jadi sekulerisme karena belum ada yang dakwah ke dia selama ini, kita gak tahu kan circle dia gimana, ntah mungkin kebetulan dia dapat misalnya gurunya atau dosen di lingkungannya yaa ngajarinnya ke begitu, dan belum ada yang berdakwah dia.

Al-Hasyr: 7

Berikutnya lagi ada surat al-hasyr ayat 7. Wa maa aataa kumurrosuluu, fakhudzuuhu, wa maa nahaakum 'anhu ba'tahuu. Apa yang Rasul kasih ke kita, yaa ambil. Apa yang Rasu larang, yaudah ditinggalin. Kurang-lebih mirip juga dengan ayat-ayat sebelumnya, jadi harus kaffah. Ajaran Islam itu bukan kayak prasmanan, 

An-Nisa: 150-152

Nah lanjut lagi ada surah an-nisa ayat 56, yang intinya juga kurang-lebih sama juga seperti sebelum-sebelumnya. Menegur orang-orang dan pihak-pihak yang tukang pilah-pilih syariah. Ambil sebagian, tapi mencampakkan sebagian. Padahal hukum-hukumnya sudah qath'i.

Al-Ahzab: 36 & 8. An-Nur: 51

Lanjut, surah al-ahzab ayat 36 dan an-Nur ayat 51, gw tampilkan dua sekaligus aja yaa.

Karena kalau yang al-ahzab ayat 36 ini mirip juga kurang-lebih ibrahnya seperti ayat-ayat sebelumnya, yaitu menegur termasuk paham sekulerisme, yang tukang pilah-pilih syariah, merasa nggak cukup dengan tsaqafah Islam, malah cari-cari tsaqafah lain di luar Islam.

Nah maka sikap yang benar dan seharusnya itu, ada di surah an-Nur ayat 51 berikutnya. Yaitu ketika sudah diputuskan suatu perkara oleh Allah dan Rasulnya, mestinya sikapnya sami'na wa atho'na. Kami dengar, dan kami ta'at.

Apalagi yaa itu tadi, untuk hukum-hukum yang sudah qath'i. Tapi ada aja yang ngeles bahkan mengolok-olok hukum yang sudah qath'i loh. Dikatakan hukum Islam tidak ilmiah lah, tidak relevan lah, ketinggalan zaman lah, bar-bar lah, dan sebagainya. Malah kemarin ada yang suka memplesetkan riba menjadi rabi. "Apaan rabi-rabi" gitu kurang-lebih. Nggak tahu dia hukum riba itu qath'i padahal.

Al-Ma’idah: 44, 45, & 47 

Okey lanjut, terakhir, ini 3 ayat langsung gw rekap yaa sekaligus karena redaksinya mirip. fa malamyahkum bima andzalallah…. faula ika hukum fasikun, dzalimun…. Barangsiapa yang tidak mau berhukum dengan hukum Allah, maka dia bisa kafir, fasiq, dzalim.. Naah..

Tapi ini bukan berarti mengkafir-kafirkan yaa. Belum tentu kafir memang. Ada 3 kemungkinan kan, bisa jadi kafir, bisa jadi dzalim, bisa jadi fasik. Nanti tergantung fakta kasus orangnya itu dia gimana. Nanti beda kasus, beda statusnya. Kalau misalnya kasusnya dia masih beriman pada rukun iman yang 6, yaa berarti dia masih muslim, hanya bermaksiat saja. Misal ketika dia menolak hukum Islam, terus kita gali alasannya kenapa, ternyata ketemu karena dia merasa nggak enak, nggak suka, ribet, susah harus berkorban, merasa kesulitan, atau karena malas, dan lain-lain, Berarti dia statusnya terkategori fasiq atau dzalim saja, tidak sampai kafir.

Tapi kalau kasusnya dia menolak hukum Islam itu sepaket dengan menolak rukun iman yang 6 (baik sebagian atau seluruh rukun iman ini) nah itu baru dia jatuhnya kafir.

Misalnya kita tanya, kenapa kamu masih ambil riba? Terus dia tanya balik, "Yaa emangnya kenapa?". Kita bilang, "Yaa kan Allah larang di Al-Qur'an". Terus dia bantah, "Haah? Al-Qur'an? Al-Qur'an itu bukan kitab suci, Al-Qur'an itu cuman karya sastra dibikin-bikin orang Arab dulu. Itu masih bisa direvisi. Muhammad itu bukan Nabi, dia cuman tokoh Sejarah aja. Ngapain takut sama Allah, Allah itu nggak ada, cuman khayalan-khayalan yang dibuat-buat aja."" 

Kalau karena itu yang menjadi dasar alasannya menolak hukum Islam, nah itu baru jatuhnya kafir.

Jadi tergantung faktanya nanti gimana, orang penganut sekulerisme itu belum tentu kafir. Ada 3 kemungkinan, bisa jadi dia fasiq, atau dzalim, atau kafir.

Tapi meski begitu bukan berarti jadi fasiq atau dzalim itu mendingan yang penting nggak sampai kafir. Yaa nggak gitu juga, fasiq & dzalim itu yaa parah juga lah. Seharusnya yaa jangan tiga-tiganya.

Nah okey Guys paling gitu yaa kurang-lebih. Ini versi singkat aja. Untuk kalian yang ingin lebih mendalami, nanti gw coba cantumin di deskripsi yaa, link konten lainnya dari tempat lain, baik itu artikel, buku, video channel lain, dan lain-lain.

Setidaknya sampai sini sudah jelas kan, untuk mengambil kesimpulan bahwa paham sekulerisme itu yaa salah. Keliru. Parah luar biasa. Ini nih masalah besar zaman sekarang ini. Maka wajar masalah cabang & turunan yang kita alami saat ini, bisa jadi yaa sekulerisme ini akar masalahnya. Maka sebaliknya, kalau kita ingin umat ini berubah, menjadi lebih baik, yaa salah satunya harus meninggalkan dan menghapus total paham-paham sekulerisme ini.

Okey gitu aja untuk video kali ini. Semoga bermanfaat, sorry kalau gw ada salah-salah kata, insyaAllah kita ketemu lagi di video berikutnya.  





Posting Komentar

0 Komentar