Ini Jejak Berdarah-Darah dari Demokrasi

Ini jejak berdarah-darahnya Demokrasi.

Sebagian orang sekuler yang radikal & orang liberal yang radikal suka membuat fitnah, katanya Sistem Pemerintahan Islam itu mengakibatkan banyak kematian sehingga berdarah-darah, sehingga tidak relevan.

Padahal faktanya, justru Demokrasi yang mengakibatkan banyak kematian dan berdarah-darah.

Ini beberapa jejaknya.

Pertama, di Indonesia, waktu Pemilu 2019 kemarin, 894 orang meninggal.



Yang kedua, di masa Revolusi Prancis tahun 1789-1799, kurang-lebih 40.000 rakyat di sana termasuk di Raja Louis XVI dan Ratu Marie Antoinette, berakhir dengan cara dieksekusi dengan suatu alat pancung gitu. Nah fenomena ini melahirkan sistem politik Demokrasi yang modern.


Yang ketiga, Revolusi Bolshevik 1917 itu juga diperkiraan sampai jutaan orang yang meninggal.

Yang keempat nih, pembantian terbesar sepanjang Sejarah kehidupan manusia, lebih parah dari Nazi, sekitar 100 juta penduduk suku Indian dibantai oleh bangsa Eropa saat menguasai tanah Amerika, yang kemudian Amerika dikenal sebagai Suhunya Demokrasi.

Yang kelima, masih Amerika nih, ini nih akibat mereka juga korban Perang Dunia ke-2 nih.

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkiraan_jumlah_korban_Perang_Dunia_II

Ini data fakta yaa.

Ini baru lima contoh aja udah horror. Belum lagi kalau kita bahas Amerika lagi, di tahun 2001 melakukan agresi militer ke Afghanistan,menewaskan lebih 363.000 jiwa. Di 2023 juga ke Irak, sekitar setengah juta jiwa terbunuh.


Ada juga perang Vietnam 1.000.000 lebih yang terbunuh.


Sementara faktanya kalau di Islam, dulu Rasulullah diba'at di Madinah menjadi kepala negara, dan menerapkan hukum-hukum kenegaraan, nggak ada tuh kayak bangsa Eropa membantai suku Indian. Penduduk Madinah berubah karena intelektualitas, diajak masuk Islam, dibina dengan pemikiran Islam, bisa berdiri negara di Madinah.

Nah kalau mau konsisten nih yaa, takut banget dengan yang berdarah-darah, pinginnya yang intelektual tidak berdarah-darah, mestinya dukung Islam, bukan dukung Demokrasi.

Kecuali kalau loser yang suka excuse, itu lain cerita.

Tapi saya optimis temen-temen yang nonton di sini semuanya termasuk orang-orang sholeh, nggak ada yang mental loser, yang mental loser di luar sana, yang di sini insyaAllah yang keren-keren, yang mentalnya mental winner.





Posting Komentar

0 Komentar