Apakah syariat Islam itu doktrin dogma?
Sekilas mungkin iya, tapi biasannya kesan itu bisa muncul karena ada sebagian pembahasan yang terlewat. Misalnya pembahasan tentang bukti keberadaan Tuhan dan kebenaran Al-Qur'an, yang notabene sudah saya bahas juga kemarin kan.
Nah jadi mikirnya itu gini, kita itu harus rasional, "masuk akal", ketika membuktikan keberadaan Tuhan, dan kebenaran Al-Qur'an itu. Plus kerasulan Nabi Muhammad. Di 3 pembahasan ini, harus memuaskan akal, menentramkan hatii, & menenangkan jiwa memang.
Nah nanti kemudian ketika sudah terbukti bener, ternyata bener Allah itu ada, Allah yang Maha Kuasa, yang Menciptakan segala sesuatu ini, yasudah, nanti ketika Allah memerintahkan sesuatu, cukup sami'na wa atha'na (kami dengar & kami ta'at).
Dan sebenarnya se-rasional-logis dan sebagainya seseorang itu, nggak juga sih dia 100% pasti harus ilmiah gitu. Di beberapa kasus, selama dia trust, dia lakukan dulu aja. Kayak anggota & bawahan di organisasi, Perusahaan, Militer, Polisi; itu kan nggak semua instruksi juga ada manfaat ilmiahnya, tapi dijalani aja, siap Pak gitu kan.
Hampir nggak ada kan bawahan atau anggota itu yang ketika diberi instruksi, dia bilang, "Sebentar Pak, saya coba kaji dulu dengan pisau bedah hermeneutika."
Paling kalau mau meneliti, diteliti dulu ini misalnya suratnya resmi nggak nih dari atasan saya. Atau misalnya kita dikirimin surat oleh Pak Presiden, ditunjuk jadi menteri, bisa jadi yang pertama dibahas itu bukan soal cocok-nggak jadi menteri, tapi dicek dulu ini surat asli atau nggak. Kalau suratnya palsu, ternyata orang nge-prank, yaa ngapain didengerin. Wong palsu.
Bahkan dokter & konsultan pun kadang nggak ngejelasin detail, langsung best-practice aja, tetep banyak yang oke-oke aja langsung ngejalanin.
Nah jadi mungkin bagaimana membangun trust-nya itu belum dibahas. Jadi kalau ada yang merasa syariah Islam itu seperti doktrin dogma, biasanya karena di awal belum trust.
Sumber gambar: https://www.pexels.com/photo/photo-of-person-praying-indoors-2112049/
0 Komentar