5 Perbedaan antara “Minta tolong” dengan ‘Memaksa”

Apakah Anda sering meminta tolong pada seseorang? Namun terkadang membuat seseorang tersebut kerepotan? Sehingga kesannya orang tersebut seperti Anda paksa?

Nah, ada baiknya, kita harus bisa membedakan antara “minta tolong” dengan “memaksa”, supaya tidak membuat orang lain merasa tidak enak, bahkan cenderung menolak dan menjauhi kita.

Berikut ini merupakan 5 perbedaan antara “minta tolong” dengan “memaksa” tersebut.

1. Katakan permisi dan maaf terlebih dahulu

Biasanya, orang yang menjengkelkan itu, adalah mereka yang saat baru datang, kemudian sering tiba-tiba dia main perintah saja dan memaksa seseorang untuk melakukan suatu. Tiba-tiba menyuruh begini dan begitu. Bahkan pada sebagian kasus, dia pakai nada tinggi, tanpa rasa segan, nggak peduli, dan nggak mau tahu orang lain lagi ngapain.

Sedangkan yang baik itu, sebelum dia meminta tolong sesuatu pada seseorang, maka dia permisi terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa dirinya tidak mengganggu. Kalau pun sekiranya seperti mengganggu, maka dia meminta maaf terlebih dahulu sebelum meminta tolong.

2. Komunikasikan saja. Gunakan kata “Minta”, Jangan “Suruh”

Kadang kita akan terkesan memaksa, bila kita mengatakan “Suruh”. Misalnya:

  • “Kita suruh dia membuat kue..”
  • “Saya suruh Kamu mengantar barang ini..”
  • “Kita suruh dia pergi ke Pasar..”
  • “Kami suruh Anda hadir rapat..”
  • “Saya disuruh cepat..”

Biasanya, agar tidak terkesan memaksa, baiknya kita gunakan kata “Minta”. Misalnya:

  • “Kita minta dia membuat kue..”
  • “Saya minta kamu mengantar barang ini..”
  • “Kita minta dia pergi ke Pasar..”
  • “Kami minta Anda hadir rapat..”
  • “Saya diminta cepat..”

Nah, terkesan lebih enak kan? 🙂

Meskipun begitu, pada sebagian kasus, memang kita perlu menggunakan kata “suruh” daripada “minta” sebagai penegasan bahwa hal tersebut wajib. Tinggal Anda sesuaikan saja.

3. Berterima kasihlah padanya bila sudah dia bantu

Seringnya orang yang suka memaksa itu tidak mengatakan terima kasih. Pokoknya yang dia mau yah kemauannya diturutin saja, tidak memikirkan perasaan orang lain gimana.

Nah, jangan sampai kita seperti itu. Saat kita meminta bantuan seseorang, kemudian dia telah membantu kita, maka kita harus mengatakan terima kasih padanya. Bahkan sekiranya memungkinkan memberi imbalan, baiknya berilah ia imbalan hadiah. Hadiah tersebut merupakan tanda terima kasih juga.

4. Bila dia tidak mau, tidak apa-apa, jangan dicela

Ciri maksa yang paling konkrit adalah, saat ‘meminta tolong’ pada seseorang, namun seseorang itu tidak mau, namun tetap memaksa supaya mau. Kalau nggak mau juga, malah dicela macam-macem, bahkan diancam.

Nah, maka dari itu, saat kita hendak meminta tolong pada seseorang, namun seseorang itu tak menyanggupi; kita jangan mencelanya.

5. Baiknya jangan ketemu bila ‘ada maunya’ saja, rutinlah silaturahmi walau sedang tidak ada keperluan

Nah ini kebiasaan buruk banyak orang nih, yang barangkali ada pada diri kita juga. Yaitu, datang ke orang kalau ada maunya aja. Misalnya kalau lagi pingin berhutang, jualan, minta tolong, dan lain-lain.

Seharusnya, sesekali datangi saja orang tanpa ada keperluan apa-apa, semata-mata hanya ingin silaturahmi.

Meski tidak selalu, terkadang kalau tiba-tiba kita chatting seseorang gitu, maka dia bisa agak curiga. .”Padahal, selama ini online.. update terus.. tapi kok nggak pernah ngajak chatting..?? baru kali ini saja tiba-tiba.. Jangan-jangan lagi ada maunya nih..” dan ternyata benar lagi ada maunya.. :v

Nah, setidaknya, begitulah 5 perbedaan antara meminta tolong dengan memaksa. Semoga dengan begini, kita jadi lebih mampu berhati-hati saat meminta tolong pada seseorang, agar tidak terkesan memaksa dan membuatnya tidak enakan.

Oh iya, barangkali ada teman-teman Anda yang harus tahu hal ini juga? Coba share artikel ini, siapa tahu yang lain butuh juga. 😉

The post 5 Perbedaan antara “Minta tolong” dengan ‘Memaksa” appeared first on TeknikHidup.com.



from WordPress http://ift.tt/2m0XLwK
via IFTTT




Posting Komentar

0 Komentar