20 Hal yang Harus Anda Hentikan, Di Umur Anda Ke-20 Ini Agar Jadi Dewasa dan Bijaksana

Cara menjadi dewasa dan bijaksana

Apabila bila sudah memasuki umur yang ke-20, sudah sangat pas waktunya bagi Anda untuk berubah. Udah nggak mungkin bangetlah kalau nggak bisa berubah juga! Soalnya, yah semua orang juga udah paham, bahwa diri kita di masa-masa remaja kita di masa lalu itu kerap menimbulkan beraneka macam masalah. Nggak bisa gitu terus.

Nah, berikut ini caranya, 20 kebiasaan yang harus Anda tinggalkan, supaya Anda menjadi lebih dewasa, dan bijaksana di umur ke-20 ini.

1. Berhentilah Mengejek-Ngejek Orang Lain

Jelas, Anda bukanlah anak-anak lagi. Anda sudah dewasa. So, sekarang Anda harus sudah bisa memahami apa yang akan dirasakan orang lain, atas perlakuan Anda terhadapnya. Karena sesungguhnya kebanyakan yang terjadi di kehidupan Anda itu bukan karena apa yang Anda lakukan, tapi karena sikap Anda.

2. Berhentilah Malas-Malasan

Sebenarnya simple caranya, yakni, Anda singkirkanlah apa-apa saja yang kerap membuat Anda tetep bermalas-malasan. Misalnya, ntah itu game Anda, pacar, hobi ngemil, suatu aplikasi chatting, atau yang lainnya mungkin? Tentunya, Anda bisa menghilangkan rasa malas tersebut secara perlahan dulu.

3. Berhentilah Narsis-Narsisan

Ayolah, izinkan orang-orang kenal dengan diri Anda yang sebenarnya! Diri Anda yang penuh sandiwara itu membuat Anda sulit untuk bisa membantu dan dibantu orang lain (networking). Padahal Anda di masa yang dewasa sekarang ini, sangatlah membutuhkan bantuan, maupun memberikan bantuan.

4. Berhentilah Berbantah-Bantahan Melulu

Yah, jangan lagilah Anda menunjukkan ketidaksetujuan Anda melulu. Itu akan membuat Anda semakin terlihat kekanak-kanakan. Jadinya, kadang orang males bergaul dengan Anda.

Meski memang, perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan. Namun, ketika orang lain menawarkan sebuah sudut pandang, jangan lansung Anda salahkan, dan menjunjung tinggi pandangan Anda pribadi. Apalagi kalau hal itu tidak bertentangan dengan aqidah.

Mulailah memahami apa yang orang lain pahami. Di dunia ini, ada banyak sekali orang-orang hebat, yang lebih hebat dan lebih baik daripada Anda. Meski terkadang Anda kerap jengkel ketika mengetahui bahwa Anda berada di bawah. Yah, itulah ego remaja. Hadapi saja, ini kesempatan nih, caranya untuk tumbuh menjadi dewasa dan bijaksana.

5. Berhentilah Haus Akan Pujian

Meski tentu aslinya nggak salah sih kalau Anda menginginkan apresiasi atas kerja keras Anda. Masalahnya itu kalau Anda sampe Anda nggak mau kerja sama sekali kalau nggak ada yang ngelihat (riya). Atau, Anda kerjanya nggak optimal karena nggak ada yang ngelihat. Atau bahkan Anda menggunakan cara yang ilegal lagi haram, karena supaya bisa dapat pujian.

Pujian dan penghargaan orang lain itu bonus. Soalnya, ketahuilah, hak itu bisa otomatis nyamber kapan saja, yang perlu bener-bener diurusin itu menunaikan kewajiban. Itu baru namanya dewasa dan bijaksana.

6. Berhentilah Gengsi Mengapresiasi Orang Lain

Sebetulnya Anda kepingin bilang makasih, pingin menghargai, pingin memuji, apa yang telah teman-teman Anda lakukan, tapi Anda gengsi untuk mengatakannya, itu egois namanya loh!

Sadarilah, mengapresiasi orang-orang di sekitar Anda, adalah salah satu langkah kecil untuk menciptakan suasanya kebahagiaan di antara Anda. Dan kerapnya, orang yang melakukan cara seperti itu, akan dianggap orang dewasa. Kalau hal ini bukan tanggung jawab Anda, terus tanggung jawab siapa? Hei, jawab! Tanggung jawab siapa coba?

7. Berhentilah Membandingkan Diri Anda dengan Orang Lain

Nggak penting itu, membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain. Yang terpenting itu membandingkan diri Anda yang dulu, dengan diri Anda yang sekarang! Apakah hari ini Anda sudah lebih baik dari kemarin?

Kerap orang terlalu sibuk, "Kalau dia bisa gitu, aku juga bisa!" semata-mata karena dorongan emosi doang. Padahal, belum tentu potensi Anda sama dengan dia. Misal, dia jago kedokteran, bisa jadi Anda jago arsitektur. Bisa jadi dia jago ngomong, Anda jago desain grafis.

8. Berhentilah Sok Sibuk (Alesan)

Kadang-kadang, sok sibuk itu adalah salah satu modusnya orang yang suka males-malesan. Kelihatan dari banyaknya alesan yang dibilangnya, mau ngerjain tugas anu, tugas itu, supaya ketika ada orang lain yang minta tolong sama dia, malah dia nolak. Sikap seperti itu sungguh kekanak-kanakan. Ayolah, Anda harus beneran jadi dewasa dan bijaksana.

Alasan bisa 1000, sebab cuman 1. Cari sebab!  Bukan alasan!

9. Berhentilah Males Mencoba Jalan Lain

Pengetahuan Anda harus berkembang. Misal, ketika Anda bepergian, coba lewati jalan yang lain. Insya Allah pengetahuan yang lebih itu bisa membantu orang-orang. Karena kalau Anda lihat orang-orang dewasa di sekitar Anda, kerapnya mereka tahu banyak hal, hingga Anda hobi meminta bantuan mereka.

10. Berhentilah Berpikir Anda yang Paling Jago, Tak Terkalahkan

Saya pun suka juga mengambi resiko tanpa perhitungan. Tapi, itu konyol sebetulnya kalau begitu melulu. Untuk awal-awal nggak apa-apalah.

Kalau sekarang, sudah dewasa, maka bijaksanalah, kita sudah seharusnya pandai gimana cara membuat perhitungan dan perencanaan. Jangan membahayakan diri sendiri, maupun memberi nasehat yang membahayakan bagi orang lain. Anda bukan anak-anak lagi. Karena orang-orang sangat membutuhkan Anda.


11. Berhentilah Terlalu Mengandalkan Orang Tua

Memang gampang ngomongnya. Tapi susah itu bukan berarti mustahil. Masalah waktu juga. Tatkala nanti Anda masuk dalam suatu kerjadian yang bikin kepepet, maka terkuaklah potensi Anda yang sebenarnya. Anda sendiri yang bakal ngotot.

12. Berhentilah Menjadikan Tempat Kerja Anda Jadi "Tempat Nongkrong" 

Bukan cuman tempat kerja sih, tapi tempat apa aja sebetulnya. Janganlah lagi Anda hobi ngangkat kaki, buang upil, meninggalkan sampah sembarangan, lari-lari, buat barang-barang orang berantakan, dan sebagainya. Anda sudah harus paham, Anda sudah dewasa sekarang.

13. Berhentilah Menjadikan Ketakutan Sebagai Sebab Keputusan Anda

Setiap keputusan itu harus masuk akal, berdasarkan data, perhitungan, dan dalil yang kuat. Jadi, khayalan akan ketakutan itu nggak bisa dipakai. Namanya juga hasil ngayal. Sesuatu yang nggak jelas, bakal menghasilkan yang nggak jelas juga. Jangan nyesel di belakangan loh..

Gunakanlah cara-cara orang yang bijaksana..

14. Berhentilah Boros

Anda sudah harus paham apa bedanya kebutuhan dan keinginan. Makanya, ketika Anda hendak menggunakan uang Anda untuk membeli sesuatu, tanyakan diri Anda, "Apa ini  penting untukku?", "Apa ini akan membantu orang lain?" Kalau ternyata nggak penting, nggak usah.

15. Berhentilah Kebanyaan Ngerancang Rencana, Tanpa Bertindak

Yang jelas, rencana Anda nggak akan bisa terwujud gitu aja kalau Anda nggak berusaha mewujudkannya. Apa yang sudah Anda mulai, harus Anda selesaikan! Jangan khianati diri Anda sendiri. Sekali lagi, jangan khianati diri Anda sendiri. Nggak kasian apa?

16. Berhentilah Ngarep Keadilan

Perhatiin deh, mula dari anak-anak di SD, SMP, SMA, sampai kuliah, sampai kerja, sampai udah berumah tangga, pasti ada aja yang dikeluhkan. Kepseknya dikritik, sistem Kantor dikritik, pemerintah dikritik, dan pokoknya selalu ada aja yang dikritik, dianggap nggak adil.

Kecuali kalau dalam rangka dakwah, baru boleh. Amar ma'ruf nahi munkar gitu. Seperti halnya sistem Kapitalisme yang rusak sekarang, baru boleh dikritik. Kalau bukan, yah nggak usah. Apalagi kalau rukun dan syarat pemenuhan kegiatan itu cukup dibutuhkan diri Anda sendiri aja.

Karena kalau berlebihan mengkritik melalu, jadinya Anda nggak produktif. Nggak kreatif. Nggak mulai-mulai. Karena kepentok. Ibarat orang mau jalan, di depannya ada tembok. Dia bilang, "Ih, siapa sih yang taruh tembok disini!" Sementara orang lain coba cari jalan lain yang nggak ada tembok, ada yang ngelompati tembok itu, ada yang nyari sesuatu buat ngancurin tembok itu.

17. Berhentilah Membela Mental Block

Seperti yang telah dijelaskan di atas, setiap keputusan itu harus masuk akal. Harus berasal dari sesuatu yang pasti. Ketika sesuatu itu terbukti salah, haruslah spontan kita tinggalkan. Sebaliknya, sekiranya sesuatu itu terbukti benar, haruslah ngeyel kita konsisten memeluknya.

Nah, ketika sesuatu yang Anda pegang selama ini ternyata tidak terbukti apa bagusnya, apa gunanya, apa manfaatnya, apalagi sampai terbukti bahwa sesuatu itu adalah sesuatu yang salah, maka tinggalkanlah.
  • Seperti misalnya Anda tahu bahwa minta maaf duluan itu bener, Anda harus minta maaf duluan. Jangan bela-belain mental block.
  • Seperti misalnya Anda tahu berkerudung itu wajib hukumnya, maka Anda harus segera berkerudung. Jangan bela-belain mental block.
  • Seperti misalnya bantu orang tua beres-beres Rumah itu baik, maka Anda kudu melakukannya. Jangan bela-belain mental block.
18. Berhentilah Membiarkan diri Anda Berlarut dalam Kenyamanan

Perjuangan Anda masih panjang. Banyak kewajiban yang belum Anda penuhi. Kalau nggak sekarang juga kerjainnya, kapan lagi? Keburuh mati ntar!

19. Berhentilah Ikut-Ikutan Melulu

Bebek, Kerjaannya Ikut-Ikutan Melulu, Tahu-Tahu Mati Dipotong
Untuk yang kesekian kalinya, keputusan Anda itu harus masuk akal, berdalil, halal, dan bermanfaat. Barulah jelas nampak kedewasaan dan kebijaksanaan Anda.

Jangan cuma bertaqlid buta. Jangan cuman ngikut-ngikut aja, kayak bebek, tanpa Anda bisa menjawab pertanyaan, "Kenapa hal tersebut harus dilakukan? Untuk apa?"

20. Berhentilah "Berjalan di Goa Sendirian"

Biar Anda nggak kerap salah jalan, Anda perlu petunjuk jalan. Dengan kata lain, Anda perlu pembimbing. Mentor gitu. Yakni, orang yang lebih dewasa dari Anda, yang lebih banyak dan berkualitas jam terbangnya dalam suatu bidang, daripada Anda. Dengan dialah, Anda bisa konsultasi apa yang harus Anda lakukan, dan apa yang sebaiknya jangan Anda lakukan.

Jangan ngasal pilih yaa, seperti halnya teman-teman yang juga kerjaannya galau melulu. Kerjaannya mengeluh melulu. Kalau berguru sama yang begituan, yang ada nanti Anda malah tambah "tersesat". Nggak tahu jalan. Nggak sampe-sampe deh..

Nah, kurang-lebih, begitulah 20 cara, yang bisa Anda ikhtiarkan untuk menjadi dewasa dan bijaksana. Kira-kira, ada cara lain? Kalau Anda punya, silahkan share di kotak komentar di bawah ini yaa.. :)




Posting Komentar

0 Komentar