11 Untung Besar dari Menolak Ajakan Orang, Sehingga Kesibukan Anda Berkurang Drastis

Akhirnya Anda pun mulai capek, stres, dan muak. Banyak banget yang harus dikerjain! Makin lama jadi makin nggak tenang! Ibarat Anda dikendaliin orang lain. Padahal Anda udah lama ngerencanain rencana hidup yang ideal bagi Anda. Gimana jadinya nih?

Sebetulnya, Anda cuma perlu belajar mengatakan "Tidak" pada macem-macem request dan ajakan orang, yang nggak ada hubungannya dengan tujuan Anda. Supaya Anda bisa segera sampai ke tujuan, nggak banyak "penghalang-penghalang" begitu.

Berikut ini keuntungan besar yang bisa Anda dapatkan bila Anda berani berkata "Tidak", seperti halnya kata ZIGAZ Band. Hehehe!

1. Jangan Melulu Pusingin Apa Kata Orang

Anda nggak usah khawatir ama apa orang. Sering banget banyak orang yang khawatir sama apa kata tetangga, apa kata temen kantor, apa kata orang, dan sebagainya. Pertanyaanya, kenapa kehidupan Anda harus diatur-atur oleh mereka? Apa mereka orang yang sukses, yang sedang berbagi caranya sukses? Atau malah sedang berbagi cara menjadi pusing?

Asalkan yang Anda lakukan tidak haram, tidak berdosa, apalagi tidak makruh, sah lagi, yah lakukan saja. Kehidupan Anda yah kehidupan Anda. Wong Allah aja nggak ngelarang, ataupun Allah nggak maksa, ngapain Anda nurutin orang yang ngelarang ataupun maksa?

2. Ketahui Detail Sebab, Kenapa Anda Mesti Ikuti Undangan Orang Itu?

Temen Anda ngajak makan di warung Nasi Goreng Mafia, teman Kampus ngajak main futsal, si Ucok minta minta desain spanduk acara dia besok, dan masih banyak lagi request-request yang bakal mengutak-atik agenda Anda.

Kalau udah begini, Anda tinggal hanya memikirkan kata-kata yang baik nan sopan untuk menolak ajakan-ajakan mereka. Misalnya, ada kata-kata:
  • Maaf..
  • Makasih..
  • Insya Allah..
  • Ada kerjaan yang genting..
  • Aku sih diganggu nggak apa-apa.. Cuman, ada orang lain yang perlu bantuanku..
  • Wah, saya sudah buat akad dengan anak-anak LDK..
Dan sebagainya, bisa Anda kreasikan.

3. Jangan Melulu Nunggu Biar Semuanya Sempurna

Mohon maaf, guru saya pernah ngajarin, bahwa yang namanya "Perfeksionis" itu penyakit psikologi. Kalau pun ada, itu istilahnya yang agak buntung. Soalnya, ada juga saat-saat dimana si perfeksionis itu khilaf. Karena yang Sempurna itu cuman Allah.

Kesempurnaan itu cuma ilusi. Paling yang bisa kita lakukan adalah membuat persiapan "sebab" agar memunculkan "akibat", yang mana semua prediksi kita itu hanya sebatas apa yang bisa kita indera saja.

Kadang banyak orang merasa dirinya jenius dan hebat, ketika dia punya pertanyaan-pertanyaan yang kritis. Yang padahal, pertanyaan kritisnya itu nggak akan pernah bisa dijawab, karena di luar nalar manusia. Seperti orang-orang filsafat misalnya.

Nggak usahlah aneh-aneh begitu. Buang-buang waktu saja. Urusi saja persiapan-persiapan yang bisa diindera.



















Posting Komentar

0 Komentar