6 Hal yang Membuat Seseorang Tidak Mau Mendengarkan Nasehat Anda

Tentu rasanya sungguh mengkhawatirkan, bila saudara dan teman kita celaka. Makanya, kita berusaha mencegah ataupun mengatasi hal tersebut, dengan cara menasehati mereka.

Namun, sayangnya, terkadang bahkan seringnya mereka malah tidak mau mendengarkan nasehat kita.

Apakah Anda berpengalaman seperti itu juga? Kira-kira, kenapa ya mereka kok nggak mau dengerin kita gitu?

Nah, biasanya, seseorang tidak mau mendengarkan nasehat orang lain, dikarenakan 6 hal berikut ini.

1. Anda belum menjelaskan alasan serta dampak dan konsekuensi bila nasehat tersebut diikuti ataupun diabaikan

Terkadang sebuah nasehat itu terkesan seperti memaksa, karena hanya sekadar perintah dan larangan saja tanpa ada penjelasan latar belakang kenapa perintah tersebut harus diikuti? Serta, apa dampaknya bila perintah tersebut dilanggar, dan malah larangan tersebut dilakukan?

Bisa jadi, kita termasuk yang seperti itu. Hanya mengatakan “Pokoknya Kamu itu harus begini-begini! Jangan banyak tanya! Udah kerjain aja!”, “Yang penting Kamu nggak boleh begitu! Titik!”.

Maka dari itu, pastikanlah kita senantiasa menjelaskan latar belakang serta dampak dari nasehat kita itu bila diikuti maupun tak diikuti. Sehingga, hal tersebut membuat seseorang berfikir.

InsyaAllah semua hal baik itu ada latar belakangnya, ada dampak baiknya, dan ada dampak buruknya bila tak dilakukan. Seperti misalnya membaca buku, merapihkan kamar, berhijab syar’i, pakai helm saat berkendara, olahraga, makan sehat, ikut pengajian Islam, jauhi narkoba, dan sebagainya. Jelaskan saja ke dia.

2. Informasi yang Anda ketahui tentang dirinya itu tidak nyambung dengan faktanya

Satu hal wajar yang membuat seseorang tak mau mendengar nasehat kita adalah, karena nasehat tersebut tidak faktual. Alias, tidak nyambung dengan fakta dirinya. Misalnya:

  • Kita katakan padanya jangan merokok. Padahal, siapa yang merokok? Dia tidak pernah merokok sama sekali.
  • Kita katakan padanya harus rajin belajar, jangan malas. Padahal, siapa yang malas belajar? Dia sudah rajin belajar.
  • Kita katakan padanya jangan suka begadang, lebih baik tidur awal. Padahal, siapa yang begadang?
  • Dan sebagainya…

Nah, maka dari itu, pastikanlah Anda dalami fakta seseorang tersebut terlebih dahulu, sebelum memberikan penilaian.

3. Anda sendiri tidak melakukannya, malah justru kebalikannya

Ini merupakan hal yang sangat fatal akibatnya. Bila kita menasehati orang untuk berbuat baik, namun malah diri kita sendiri tidak berbuat baik, justru berbuat jahat, maka jangan heran bila seseorang tidak mau mendengarkan nasehat kita. Seolah-olah mereka melihat diri kita ini seperti ecek-ecek dan guyon.

Terkadang hal tersebut beberapa kali dilakukan oleh sebagian oknum pejabat dan politisi pragmatis. Sebelumnya mereka berkata “A”, tapi besoknya malah melakukan “B”. Maka, jangan heran, bila kemudian rakyat menjadi tidak percaya lagi pada orang-orang seperti itu.

Maka dari itu, pastikanlah apa yang hendak kita nasehatkan tidak bertentangan dengan apa yang kita lakukan. Bahkan, kalau bisa, pada beberapa kasus, justru kita sudah melakukan apa yang kita nasehatkan tersebut ke orang.

4. Anda (agak) kasar

Pada hakikatnya, yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu itu adalah pemikirannya dan perasaannya. Nah, maka, bila kita hendak menasehati seseorang, kita harus sentuh pemikirannya dan perasaannya.

Bisa jadi, Anda sudah menyentuh pemikirannya dengan memaparkan latar belakang dan dampak dari nasehat tersebut. Namun, seseorang itu masih belum mau mengikuti nasehat Anda, karena perasaannya belum tersentuh.

Kenapa perasaannya belum tersentuh, mungkin karena memang hubungan kita dengan dia kurang dekat, nada bicara kita yang terlalu tinggi, seperti menjatuhkan dan membenci, atau hal lainnya.

5. Anda menasehatinya di depan umum

Nah, hal ini agak erat kaitannya dengan alasan nomor 4 di atas. Bisa jadi, seseorang tidak mau menerima nasehat kita, karena perasaannya. Menurut perasaannya, dia itu seperti dipermalukan apabila dinasehati di depan umum.

Terkait hal ini, perlu kita pahami dulu, bahwa ada saatnya kita perlu menasehati seseorang di depan umum tapi ada juga saatnya harus di belakang saja. Nah, kalau kelakukan seseorang itu bisa berdampak buruk pada banyak orang, maka boleh bahkan harus dinasehati di depan umum. Tapi, kalau hanya masalah individu, nggak ada hubungannya dengan publik; maka jangan nasehati di depan umum, melainkan di belakang saja.

6. Anda menasehatinya di waktu yang tidak pas; misalnya saat dia sedang capek, banyak kerjaan, banyak pikiran, dan lain-lain

Inilah kesalahan yang kerap terjadi. Kadang, seseorang cenderung menolak komentar orang lain bila dia sedang capek, lelah, sakit, sibuk, dan banyak pikiran.

Maka dari itu, kita harus benar-benar memperhatikan situasi dan kondisi seseorang itu, sebelum memberikannya nasehat. Bisa jadi, saat dia baru pulang dari luar Rumah itu, dia sedang jenuh dan suntuk. Sehingga, yang dia inginkan adalah istirahat. Jangan malah ditambah bebannya.

Namun, kalau ternyata mood-nya sedang normal, barulah biasanya cocok diberi nasehat.

Nah, setidaknya, begitulah 6 hal yang kadang membuat seseorang menolak nasehat Anda. Dengan begini, Anda jadi tahu, apa yang harus diperbaiki agar semoga insyaAllah seseorang tersebut mau mendengarkan nasehat Anda.

Oh iya, silahkan Anda share juga artikel ini ke teman dan saudara Anda, siapa tahu ada yang lagi membutuhkan? 😀

The post 6 Hal yang Membuat Seseorang Tidak Mau Mendengarkan Nasehat Anda appeared first on TeknikHidup.com.



from WordPress http://ift.tt/2lrPL9x
via IFTTT




Posting Komentar

0 Komentar