12 Cara Menjadi Sahabat yang Baik, Jangan Sampai Justru Kamu Jadi Teman Sahabat yang Ngeselin

Biasanya masing-masing kita semua memiliki kenalan sahabat yang baik dan tidak baik. Ada yang kehadirannya kita syukuri dan rindukan, tapi ada juga yang justru ngeselin. Iya kan?

Namun kita jangan hanya menilai diri orang lain saja, kita harus menilai diri kita sendiri juga. Harus kita waspadai, apakah diri kita termasuk sahabat yang baik atau justru sahabat yang buruk? Jangan sampai malah menjadi sahabat yang buruk!

Nah, maka dari itu, ada baiknya kita coba mendiagnosa diri kita. Setidaknya, berikut ini 12 ciri-ciri sahabat yang baik. Pastikanlah diri kita termasuk.

1. Suka ketemuan dengan niatan silaturahmi semata, bukan kalau hanya ada kepentingan materi saja

Salah satu ciri sahabat yang baik adalah, mau-mau saja bertemu walau sedang tidak ada kepentingan apa-apa.

Soalnya, kan banyak tuh; orang yang komunikasi dan ketemuan hanya kalau ada maunya saja. Kalau mau berhutang, menagih hutang, minta tolong, nyuruh-nyuruh, minjem sesuatu, mengundang, jualan, dan sebagainya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أنَّ رجلًا زارَ أخًا لَهُ في قريةٍ أخرى ، فأرصدَ اللَّهُ لَهُ على مَدرجَتِهِ ملَكًا فلمَّا أتى عليهِ ، قالَ : أينَ تريدُ ؟ قالَ : أريدُ أخًا لي في هذِهِ القريةِ ، قالَ : هل لَكَ عليهِ من نعمةٍ تربُّها ؟ قالَ : لا ، غيرَ أنِّي أحببتُهُ في اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، قالَ : فإنِّي رسولُ اللَّهِ إليكَ ، بأنَّ اللَّهَ قد أحبَّكَ كما أحببتَهُ فيهِ

Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “Engkau mau kemana?”.

Ia menjawab: “Aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”.

Malaikat bertanya: “Apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”.

Orang tadi mengatakan: “Tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”.

Maka malaikat mengatakan: “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya.“ (HR. Muslim)

2. Kalau hendak menasehati, berusaha mengatur kata-katanya agar tepat namun tak menyakitkan hati

tips menjadi sahabat yang baik

Tentu kita tak ingin sahabat kita celaka, terjerumus pada hal-hal yang buruk. Maka, sudah sepatutnya kita menasehatinya. Harus kita sampaikan konsekuensi buruk yang akan terjadi bila dia melakukan beberapa pekerjaan.

Nah, hanya saja, sebagai sahabat yang baik, kita harus berusaha pandai-pandai berbicara menyampaikan kesalahannya namun dengan cara yang elok. Karena kadang kalau kita asal ceplos terangan-terangan, maka kita akan dianggap kasar, bahkan dijauhi.

3. Senantiasa memberi apresiasi

Tentu saja kita tidak hanya menyampaikan kesalahannya saja. Kita harus bersikap proporsional. Kita sampaikan kesalahannya kalau memang salah. Namun juga kita puji dia bila dia baik, benar, dan bagus.

4. Suka memberi, meski hanya sesuatu yang murah bahkan mudah didapat

Sudah merupakan hal yang biasa, kita merasa senang bila bisa menerima hadiah. Maka dari itu, cobalah buat sahabat Anda senang pula dengan cara memberikannya hadiah.

Lagipula, biasanya perasaan senang itu bukan hanya pada sang penerima, namun juga sang pemberi dapat merasakan kesenangan.

Tidak mesti hadiahnya yang mahal-mahal dan mewah, hal yang biasa-biasa saja pun bagus juga. Seperti misalnya sepotong roti, minuman ringan, traktir makan siang, dan sebagainya.

 تَهَادَوْا تَحَابُّوا

“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai.” (HR. al-Bukhari)

5. Jangan mengungkit-ungkit pemberian

Nah, ada kalanya pula seseorang yang suka memberi, namun itu seolah seperti ‘suap’ atau gratifikasi. Besoknya dia mengungkit-ungkit pemberian dia tersebut, sembari memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang ia inginkan. Orang yang seperti ini biasanya kerap tidak disukai.

Maka dari itu, sekiranya Anda sudah biasa memberi sesuatu kepada sahabat Anda, janganlah Anda ungkit-ungkit pemberian tersebut. Bahkan sekiranya suatu waktu dia membuat Anda jengkel, jangan sekali-kali mengungkit-ungkit pemberian tersebut. Lebih baik bersabar saja.

6. Sekiranya kita ingin meminta bantuan dia, mintalah dengan permohonan, dan jangan memaksa

menjadi sahabat yang menyenangkan

“Meminta tolong” dan “Memaksa” itu agak mirip. Sebagai sahabatnya, tentu wajar pula kita ingin meminta tolong padanya. Namun, pastikanlah meminta dengan permohonan. Jangan terkesan memaksa. Misalnya, dengan cara:

  • Meminta maaf sebelumnya bila mengganggu,
  • Bila memang bener-bener mengganggu, sebaiknya jangan minta tolong ke dia. Minta tolong ke orang lain saja.
  • Bila memang kita butuh banget dengan dia, terpaksa harus mengganggunya, maka di lain waktu bantulah pekerjaan yang sedang ia kerjakan tersebut.
  • Bila dia sudah membantu Anda, berterima kasihlah. Jangan tidak berterima kasih.
  • Dan lain-lain…

Biasanya sih begitu, ciri meminta tolong, bukan memaksa.

7. Jangan menjadi sok tahu

Sok tahu merupakan salah satu sikap yang juga suka bikin ngeselin. Bahkan berpotensi membahayakan.

Karena, bisa jadi kesoktahuan tersebut malah dipercaya orang lain, padahal hal tersebut tidak benar, sehingga orang lain mengambil keputusan berdasarkan hal salah tersebut, akhirnya dia celaka.

8. Usahakan senantiasa tepat janji. Seriuslah, benar-benar usahakan jangan sampai ingkar janji!

Ini merupakan kunci yang sangat penting. Iya, sangat penting. Sering seseorang dijauhi oleh orang-orang lain, karena dia suka ingkar janji berkali-kali.

Pada hubungan persahabat pun juga sering seperti itu, misalnya:

  • Asal janji ketemuan jam 8, malah suka datang terlambat jam 10
  • Malah ada yang janji ketemuan di suatu tempat, kita sudah tiba duluan dan nungguin hampir satu jam, tiba-tiba dia batalkan nggak jadi
  • Minjem buku, nggak dibalikin lagi sudah bertahun-tahun
  • Minjem motor, janjinya balikin jam 4 sore, tapi sudah jam 8 malam belum ada kabar
  • Punya hutang nggak dibayar-bayar, katanya nunggu ada uang, tapi tiba ada uang dipakainya untuk jalan-jalan, bukannya bayar hutang dulu
  • Dan lain-lain…

Dan hal-hal seperti itu bukannya dilakukan sekali, dua kali, atau tiga kali; tapi sudah tujuh kali, delapan kali, bahkan sepuluh kali..

Nah, kalau seperti itu, namanya sahabat yang buruk. Sahabat yang baik, pasti senantiasa berusaha menepati janji.

9. Coba empati gimana kalau diri kita menjadi dirinya, agar kita bisa lebih paham dan tahu bagaimana bersikap, tidak asal-asalan

bagaimana menjadi sahabat yang baik

Iya, agar bisa lebih bijak bersikap, kadang kita perlu coba merasakan bagaimana seandainya diri kita menjadi dirinya.

Terkadang yang membuat kita bersikap semena-mena adalah karena kita belum mengalami apa yang ia alami. Maka dari itu, setidaknya, coba saja untuk memahami apa yang ia alami.

10. Jangan bersandiwara

Sebenarnya cara ke-10 ini erat kaitannya dengan cara ke-1 di atas. Intinya, kita itu harus ikhlas dalam menjalani ikatan persahabat.

Orang yang tidak ikhlas, melainkan karena ada kepentingan, maka dia pasti akan banyak bersandiwara. Pura-pura baik, pura-pura ramah, namun ternyata ada maksud; pingin ambil keuntungan, pingin mencuri, pingin mengadu domba, dan sebagainya.

11. Jangan suka membicarakan keburukannya di belakang

Sahabat yang baik tidak akan suka meng-ghibah sahabatnya.

Allah ‘azza wa jalla berfirman:

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

12. Jangan harap balasan kebaikan darinya. Pastikanlah dorongan berbuat baik itu semata-mata dalam rangka menjalankan perintah Allah saja.

Terkadang perasaan kita ingin berbuat baik kepada seseorang itu bisa saja hilang, bila kita merasa itu adalah hal yang merepotkan. Bahkan bila suatu waktu saat kita suah baik-baik, tapi dia malah yang bikin kita agak jengkel.

Nah, maka dari itu, kita sebagai sahabatnya, tidak usah berharap balasan kebaikan pula darinya. Kita cukup mengharap balasan dari Allah saja. Terserah dia saja dia mau membalas kita seperti apa. Kalau baik yah bagus, kalau kurang baik yah sudah. Respon juteknya tidak ada hubungannya dengan perilaku ramah kita ke dia. Keputusan kita untuk berbuat ramah dan berusaha menjadi sahabat baik itu karena perintah Allah, bukan karena emosional semata.

Nah, begitulah setidaknya 12 tips bagaimana menjadi sahabat baik. Semoga dengan 12 tips ini, bisa membuat kita menjadi lebih maksimal bersahabat pada orang-orang.

Oh iya, barangkali Anda punya tips lain? Kalau ada, boleh Anda paparkan di kotak komentar di bawah yaa.. 😉

The post 12 Cara Menjadi Sahabat yang Baik, Jangan Sampai Justru Kamu Jadi Teman Sahabat yang Ngeselin appeared first on TeknikHidup.com.



from WordPress http://ift.tt/2lhOejq
via IFTTT




Posting Komentar

0 Komentar