Setelah Memahami 7 Kenyataan ‘Pahit’ Ini, Anda Akan Jadi Lebih Kuat dan Bijak Menjalani Hidup

Sering inti yang membuat seseorang itu stress adalah, karena dia tidak mau menerima kenyataan. Kadang dia hanya menginginkan segala sesuatu berjalan sesuai kehendaknya saja.

Barangkali, kenapa dia seperti itu, yah karena dia tidak paham fakta kehidupan ini seperti apa. Padahal, pembahasan yang terbaik adalah pembahasan yang berangkat dari fakta, bukan dari prasangka.

Nah, setidaknya, ada 7 kenyataan yang barangkali bagi sebagian orang yang belum paham ini rasanya ‘pahit’. Namun, sejatinya, bila kita sudah paham, rasanya tidaklah pahit. Malah justru akan membuat kita menjadi lebih kuat dan bijak dalam menjalani hidup ini. Bisa jadi seperti obat, rasanya pahit, namun dampaknya amat baik.

Lagipula, Allah sudah menjamin bahwa kita tidak akan diberi beban yang di luar kesanggupan kita. Kita pasti bisa memikulnya.

Berikut ini 7 kenyataan tersebut.

1. Kita pasti mati… pun orang-orang yang kita cintai pun pasti akan mati…

Satu hal yang sangat konyol di antara kita adalah, saat ada pembahasan tentang kita pasti bakal wafat, maka pembahasan tersebut berusaha dialihkan sembari berkata, “Ih jangan ngomong mati-mati gitu dong..!! Serem ih! Emangnya udah siap?”

Siap atau nggak siap, yah kita memang pasti bakal mati. Coba deh, pernah ketemu atau denger orang usianya 248 tahun? Atau 162 tahun? Nggak ada kan? Berarti itu fakta. Makanya, menolak fakta itu namanya konyol.

Sekarang, berapa usia Anda? Usia orang tua Anda? Usia istri Anda? Apa mungkin kita, orang tua kita, istri kita, bakal hidup hingga tahun 2117 nanti? Memang, perihal ghaib itu bukan pembahasan kita. Dan memang kematian itu tidak mesti nunggu tua. Hanya saja, setidaknya itu membuat kita lebih berfikir, bahwa memang kita tak akan selamanya hidup. Ada awal, maka pasti ada akhir.

Namun, adanya kenyataan seperti itu, jangan membuat kita jadi lemah. Justru sebaliknya, malahan kita bakal jadi semangat. Karena kematian itu pasti, dan bisa datang kapan saja, hendaklah kita pastikan pula setiap waktu kita bermanfaat. Kita selalu memastikan, bahwa kita harus sudah melakukan semua perintah Allah. Dan jangan sampai masih ada larangan Allah yang kita lakukan.

Bila ada kesempatan untuk berbuat baik, segerakan, dan jangan ditunda-tunda. Bila ingin bertengkar dan berkata-kata kasar bukan pada tempatnya, segera urungkanlah. Karena jangan sampai kita mati dalam keadaan buruk, orang lain punya dendam pada kita, bahkan Allah pun melaknat kita. Na’udzubillahimindzalik!

Sebagaimana yang disabdakan Rasul, justru banyak mengingat kematian merupakan tanda cerdas. Biasanya, siapa yang seperti itu, maka setiap aktivitasnya optimal dan terbaik kualitasnya.

2. Banyak hal bagus didapatkan dengan perjuangan yang sangat sulit

Terkadang kita tidak suka ada halangan dan rintangan. Kita kerap bertanya, kenapa sih sesulit ini? Sejatinya, memang banyak hal yang sulit. Itu kenyataannya.

Namun, jangan lupa pula, biasanya dengan berusaha keras menghadapi kesulitan itu, jadinya perlahan-lahan hal itu menjadi mudah. Banyak hal seperti itu:

  • Saat masih bayi belajar berjalan, dulu sulit. Sekarang mudah.
  • Dulu, saat baru belajar mengendarai motor dan mobil, sulit. Sekarang, mudah.
  • Dulu, saat awal pakai smartphone, sulit. Sekarang, mudah.
  • Dulu, saat awal ngetik keyboard komputer, sulit. Sekarang, mudah.
  • Dulu, angkat beban sulit. Sekarang mudah.
  • Dan lain-lain..

Biasanya jadi mudah, karena biasa. Biasa apa? Yah biasa menghadapi yang sulit-sulit! Maka dari itu, hal yang sulit itu justru membuat kita jadi berfikir, berusaha, bekerjasama, terus mencoba, hingga akhirnya jadi terasa mudah dan berhasil.

3. Tidak ada pasangan yang sempurna

Ada 2 masalah yang biasa terjadi di tengah-tengah kita:

  • Jomblo yang nggak nikah-nikah
  • Sepasang suami-istri yang cekcok terus

Semestinya sebagian dari masalah tersebut, bisa dicegah bila mereka paham bahwa tidak ada pasangan yang sempurna. Sayangnya, sebagian dari mereka selalu menuntut kesempurnaan dari pasangannya ataupun calon pasangannya. Sehingga, jadinya yah gitu… yang satunya nggak nikah-nikah, karena merasa belum dapat yang sempurna.. yang satunya lagi sering berantem, karena menuntut kesempurnaan..

Padahal, justru perlu berpasang-pasangan itu untuk saling melengkapi. Karena memang kan faktanya masing-masing kita itu ada punya kelebihan dan kekurangan.

Lagian tidak perlu terlalu mempermasalahkan kekurangan, asalkan kekurangan itu bukan masalah besar, bukan yang dilarang Islam, masih (sangat) berpotensi untuk diubah, bukan soal kebutuhan (hanya keinginan), dan sebagainya. Apalagi kalau belum mencoba belajar sabar dan memang bersungguh-sungguh memperbaikinya.

4. Tidak ada keharusan kita harus membuat semua orang senang pada kita sehingga jangan sampai ada satu pun yang benci pada kita

Salah satu penyakit yang banyak diderita orang adalah, gengsi. Hidup di bawah lidah orang lain, selalu mikirin komentar orang lain, selalu menghiraukan gosip orang lain, terlebih lagi dari orang yang tak suka pada kita.

Padahal, tidaklah mungkin kita bisa membuat semua orang suka pada kita. Itu mustahil. Kita hanya bisa membuat sebagian orang saja suka pada kita.

Ketahuilah, sebetulnya kesukaan orang pada kita itu bukan persoalan utama. Sejatinya, persoalan utama kita adalah bagaimana agar Allah suka pada kita.

Meski beberapa cara diantaranya adalah, menyenangi orang lain, kemudian indikator kasarnya orang lain jadi suka pada kita.

Namun itu kan indikator kasar. Yang penting itu kita berbuat baik pada orang saja. Meski orang bisa membalas kita baik juga atau malah dibalas jahat. Tapi kelak di Akhirat kita tak akan dimintai pertanggungjawaban atas kelakukan orang ke kita, melainkan kita dimintaipertanggungjawaban atas kelakukan kita ke orang. Gitu aja kita mikirnya…

5. Sehebat apapun kalimat motivasi, kata-kata bijak, kata mutiara, dan sebagainya; tetap saja Anda harus memaksa dan terus memaksa diri Anda agar tidak malas-malasan

Bagi sebagian orang, saat merasa sedang tidak mood untuk bekerja, kadang mereka suka mencari kata-kata bijak dan kalimat motivasi agar jadi semangat dan rajin. Namun, sayangnya, sebagian dari mereka sudah melakukan itu berkali-kali namun tetap merasa malas.

Bisa jadi, kenapa seperti itu, karena mereka kurang memaksa diri mereka. Sejatinya, satu tips gimana agar jadi rajin dan semangat, yah paksa saja. Memang harus dipaksa. Kita harus memaksa diri kita sendiri. Ingat saja hasil yang akan kita nikmati bila kita kerjakan, dan kerugian yang akan kita derita bila kita diam-diam saja tak kunjung memulai.

6. Kita dapat banyak dosa dari mulut kita

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw pernah ditanya tentang sesuatu apakah yang terbanyak yang dapat memasukkan manusia ke dalam surga?. Beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”. Beliau juga ditanya tentang sesuatu apakan yang terbanyak yang dapat memasukkan manusia ke dalam neraka?. Beliau menjawab, “Mulut dan farji (kemaluan).” (HR. Tirmidzi)

Benar atau betul? Iya benar-benar betul.

7. Senikmat apapun sesuatu itu, rasanya tidak akan langgeng. Hanya sementara.. Martabak, Pizza, Laptop baru, Wisuda, nikah, rumah baru, apapun itu..

Anda pasti punya cita-cita, impian, dan keinginan kan? Nah, barangkali, sebagian dari itu semua sudah terwujud. Tentunya kita sangat bersyukur atas semua hal itu. Namun, bila kita tinjau sisi kenikmatannya, sejatinya nikmatnya hanya sementara. Apapun itu:

  • Pingin martabak
  • Pingin pizza
  • Pingin donat
  • Pingin HP baru
  • Pingin laptop baru
  • Pingin segera wisuda
  • Pingin nikah
  • Pingin nikah lagi
  • Pingin beli mobil
  • Pingin beli Rumah
  • Dan lain-lain…

Bagi Anda yang sudah berhasil mendapatkan sebagian ataupun semua hal tersebut, dimanakah sekarang rasa euforia yang dulu tinggi sekal itu?

Sebagaimana yang dikatakan sebelumnya, tentunya kita wajib bersyukur atas itu semua karena itu merupakan rezeki dari Allah. Namun, soal rasa euforia saat awal-awal memiliki itu, tidaklah abadi.. hanya sementara saja.. bahkan ada yang setelah itu menjadi hambar…

Maka dari itu, bila memang kita sudah sadari bahwa kenikmatan seperti itu tidaklah abadi, seharusnya kita lebih bersungguh-sungguh mengejar kenikmatan yang abadi. Adapun kenikmatan abadi itu tidak lain adalah Surga di Akhirat.

Nah, begitulah, setidaknya 7 kenyataan ‘pahit’, yang setelah memahami ini, insyaAllah akan membuat Anda menjadi lebih kuat dan bijaksana dalam menjalani hidup.

Oh iya, barangkali, menurut Anda ada lagi kenyataan ‘pahit’ lainnya selain 7 hal di atas? Kalau ada, boleh silahkan paparkan di kotak komentar di bawah yaa.. 🙂

The post Setelah Memahami 7 Kenyataan ‘Pahit’ Ini, Anda Akan Jadi Lebih Kuat dan Bijak Menjalani Hidup appeared first on TeknikHidup.com.



from WordPress http://ift.tt/2ktne0L
via IFTTT




Posting Komentar

0 Komentar