Peserta KIP Bogor Sadar, Benar Ternyata Demokrasi Menyengsarakan Rakyat!

KIP-Konferensi-Islam-Peradaban-Bogor-1435-2014-Tahun-Foto-Dokumentasi

RisePlant.com - Hubungan Masyarakat (HUMAS) DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Bogor, Iwan Januar mengatakan dalam Konferensi Islam dan Peradaban (KIP) Hizbut Tahrir ingin menyampaikan bahwa demokrasi sudah gagal menciptakan keseimbangan politik dan clear government.

“Apa yang udah kejadian sekarang, demokrasi itu lebih mementingkan kaum kapitalis dan investor politik daripada masyarakat,” begitu kuang-lebih jelasnya pada Mediaumat.com, Selasa (27/5) dalam rangka KIP Kota Bogor di Sentul International Convention Center (SICC).

Menurut penelitiannya, pemerintah eksekutif dan legislatif telah melakukan persengkongkolan hanya untuk melanggengkan kekuasaanya saja tanpa memikirkan kepentingan masyarakat. “Tatkala mereka duduk di pemerintahan yang diutamakan adalah kepentingan Parpol, disinilah kelihatan jelas bahwa sistem demokrasi telah gagal menciptakan clear government,” begitu kurang-lebih ungkapnya.

Iwan juga menekankan bahwa sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia yakni kapitalisme liberal telah nyata-nyata menciptakan kesengsaraan luar biasa untuk rakyat, “Undang-Undang yang disahkan melegitimasi perampokan sumber daya alam Indonesia,” tuturnya.

Serta sangat sangat banyak UU yang merugikan kaum muslimin seperti UU Pornografi dan tidak adanya perlindungan terhadap akidah umat Islam dengan masih dibiarkannya Ahmadiyah. “Jadi jelas kapitalisme ini menciptakan kesengsaraan,” pungkasnya.

Pada hari ini, (27/5) rangkaian Konferensi Islam dan Peradaban (KIP) juga diselenggarakan di, Balikpapan, Bengkulu, Jeneponto, Kolaka, Luwuk Banggai, Palembang, Pangkal Pinang, Pare-pare, Sumedang, Tidore, Yogjakarta, dan Pasuruan dihadiri ribuan peserta. 

Kegiatan ini juga bisa disaksikan Live Streaming Konferensi Islam Peradaban 1435 H di 70 kota pada 27, 29, 31 Mei dan 1 Juni 2014 jam 06:00 12:00 WIB di www.hizbut-tahrir.or.id www.htichannel.tv.




Posting Komentar

0 Komentar